Mengenal Istilah Serakahnomics, Sindiran Prabowo terhadap Sistem Ekonomi yang Dikuasai Keserakahan

Panji Nugraha

Selasa, 22 Juli 2025 – 14:22

PUSAT NEWS– Presiden Republik Indonesia ke-8, Prabowo Subianto, tiba-tiba melontarkan istilah serakahnomics saat menghadiri peluncuran Koperasi Merah Putih di Klaten, Jawa Tengah, Senin (21/7). Bagi sebagian masyarakat, istilah ini terdengar asing bahkan baru kali pertama didengar. Lantas, apa sebenarnya makna dari serakahnomics?

Apa Itu Serakahnomics?

Secara sederhana, serakahnomics merupakan gabungan dua kata: serakah dan economics (ekonomi). Istilah ini dipakai untuk menggambarkan sistem ekonomi yang dikuasai oleh hasrat keserakahan, di mana aturan dan praktik dagang hanya berorientasi pada keuntungan maksimal, tanpa memedulikan aspek sosial, moral, maupun lingkungan.

Dalam pandangan Prabowo, serakahnomics muncul ketika korporasi besar, pengusaha, bahkan pemerintah membuat kebijakan yang lebih berpihak pada akumulasi kekayaan segelintir pihak, sementara rakyat kecil atau pelaku usaha mikro semakin terpinggirkan.

Ciri-Ciri Serakahnomics Menurut Prabowo Subianto

1. Tidak sejalan dengan semangat konstitusi.

2. Menimbulkan kesenjangan dan ketidakadilan ekonomi.

3. Tidak berpihak pada kesejahteraan rakyat kecil.

4. Sarat praktik curang dalam bisnis maupun perdagangan.

5. Terlalu fokus mengejar keuntungan berlebih.

6. Mengeksploitasi sumber daya alam dan tenaga kerja.

7. Manipulasi regulasi demi kepentingan kelompok tertentu.

Dampak Negatif Serakahnomics

Jika dibiarkan tanpa kontrol, serakahnomics dapat melahirkan berbagai masalah serius, di antaranya:

-Kerusakan lingkungan akibat eksploitasi berlebihan.

-Kesenjangan ekonomi yang semakin lebar.

-Krisis sosial akibat meningkatnya kemiskinan dan pengangguran.

-Melemahnya kepercayaan publik terhadap pemerintah dan sistem ekonomi.

-Terganggunya stabilitas jangka panjang, baik di bidang politik maupun ekonomi.

Alternatif: Ekonomi Berkeadilan

Sebagai tandingan dari serakahnomics, Prabowo mendorong lahirnya sistem ekonomi yang lebih berkeadilan, berkelanjutan, dan berpihak pada rakyat kecil. Melalui wadah seperti Koperasi Merah Putih, ia menekankan pentingnya semangat gotong royong dan kemandirian ekonomi nasional agar Indonesia tidak terus-menerus terjebak dalam pusaran keserakahan.

Editorial : Ansyori

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *